Sampah Kayu Menumpuk di Hilir Sungai Lematang

Enimpost.com,MUARA ENIM – Masyarakat bersama unsur pemerintahan, dibantu Babinsa bergotong royong membersihkankayu, dan sampah yang menumpuk di hilir Sungai Lematang Desa Muara Lematang Kecamatan Sungai Rotan, Rabu (31/1/2024). Tumpukan kayu dengan berbagai ukuran, kecil, dan besar itu terbawa arus sungai dari ukuran akibat hujan deras yang terjadi di sejumlah wilayah di Muara Enim, Lahat, hingga Pagar Alam.

Bahkan, akibat dari meluapnya sungai Lematang itu selain membuat tumpukan sampah, juga air menggenangi pemukiman Desa Muara Lematang, sehingga warga beraktivitas menggunakan perahu. Bahkan bukan saja sampah kayu, melainkan juga sampah plastik, batang pisang, Bambu, dan sampah dari rumah tangga juga turut menumpuk di lokasi sekitar dermaga Desa Muara Lematang.

Disampaikan Kades Muara Lematang, Anang Hamka SPd mengatakan, tumpukan kayu, dan sampah itu sudah terjadi sejak sepekan. Sejak debut air Sungai Lematang tidak surut-surut bahkan terus saja meluap hingga menggenangi pemukiman warga.

“Sejak beberapa hari ini sering terjadi hujan tidak berhenti-henti, pagi, siang, maupun hujan malam hari. Maka di wilayah Desa Muara Lematang terjadi banjir, seperti yang pernah terjadi di Kecamatan Hari Lahat,” kata Anang.

Menurut dia, sampah-sampah yang menumpung di sekitar Dermaga Muara Lematang itu kiriman dari wilayah uluan, dimana beberapa waktu lalu pernah terjadi bencana banjir, dan longsor. Sehingga sampah-sampah seperti kayu, batang pohon ikut terbawa di Sungai Lematang sampai di Desa Muara Lematang.

Posisi Desa Muara Lematang Kecamatan Sungai Rotan ini berada di Muara Sungai antara Sungai Lematang diapit Kabupaten Muara Enim, dan Pali, dengan Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Nah disitu terjadilah perputaran air yang menyulitkan sampah yang menumpuk itu hanyut terbawa arus sungai Musi.

“Ketika Sampah sampah sudah masuk diputaran air tersebut sampai beberapa hari sampah tersebut belum bisa hanyut kehilir sungai MUSI. Maka terjadilah tumpukan sampah di Desa Muara Lematang,” imbuh Anang.

Sementara itu, menurut warga setempat, Ujang mengatakan, akibat dari meluapnya sungai Lematang, ditambah dengan warna air sungai yang keruh membuat aktivitas warga yang mengandalkan air sungai menjadi terganggu.

“Memang beginilah hidup di Desa kami Muara Lematang, apabila mendapat kiriman air dari hulu sungai, maka warga tidak lagi mau mandi di sungai, karena airnya sangat keruh, saya tidak sanggup untuk gosok gigi, maupun untuk kumur-kumur. Untuk sementara kegiatan mandi kami memakai air sumur milik warga,”kata Ujang.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *