enimpost.com,MUARA ENIM – Bupati Muara Enim, H. Edison, S.H., M.Hum., menyampaikan harapan besar kepada manajemen PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (PT. Huadian Bukit Asam Power/HBAP) untuk memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat Muara Enim, khususnya terkait pemanfaatan kuota listrik, prioritas tenaga kerja lokal, dan pengelolaan limbah FABA (Fly Ash dan Bottom Ash). Hal ini disampaikan Bupati Edison saat menerima audiensi jajaran direksi PT. HBAP yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama, Mr. Gu Qiucheng, di Balai Agung Serasan Sekundang (BASS), Kamis 8 Mei 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati secara tegas meminta agar PLTU Sumsel-8 dapat mengalokasikan sebagian kuota listriknya secara khusus bagi masyarakat Kabupaten Muara Enim yang hingga kini masih kerap mengeluhkan gangguan pemadaman listrik (byarpet). Ia menilai kondisi tersebut sangat ironis mengingat Muara Enim merupakan salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia sekaligus memiliki sejumlah pembangkit listrik, termasuk PLTU Mulut Tambang Sumsel-8.
“Ini menjadi pertanyaan besar di tengah masyarakat. Kita ini daerah penghasil energi, tapi masyarakatnya masih gelap gulita saat malam karena byarpet. Harapan kami ke depan, tidak ada lagi pemadaman listrik. Ini penting untuk mendukung visi ‘Muara Enim Bangkit Rakyat Sejahtera’ (MEMBARA),” ujar Bupati.
Ia menekankan, gangguan pasokan listrik tidak hanya berdampak pada kenyamanan masyarakat, namun juga mengganggu aktivitas ekonomi, pendidikan, serta pelayanan publik yang ada di Kabupaten Muara Enim. Oleh sebab itu, ia berharap PT. HBAP dapat bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim untuk memperjuangkan kebijakan pengalokasian listrik bagi warga, termasuk berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di tingkat pusat.
Selain persoalan listrik, Bupati Edison juga meminta agar rekrutmen tenaga kerja di PLTU Sumsel-8 lebih mengutamakan masyarakat lokal. Menurutnya, kehadiran industri besar di Muara Enim harus berdampak langsung terhadap pengurangan angka pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Manfaatkan potensi tenaga kerja lokal. Kita punya banyak pemuda dengan kompetensi yang bisa diserap oleh perusahaan. Ini bentuk tanggung jawab sosial sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah,” tegasnya.
Tak kalah penting, Bupati juga menyoroti pengelolaan FABA—limbah hasil pembakaran batu bara yang jika dikelola dengan baik, dapat dimanfaatkan menjadi material konstruksi seperti batako, paving block, hingga bahan campuran semen. Ia mendorong agar pengelolaan FABA di PLTU Sumsel-8 bisa melibatkan masyarakat lokal atau UMKM setempat, sehingga menciptakan peluang ekonomi baru.
“FABA jangan hanya dilihat sebagai limbah. Justru kalau dikelola dengan teknologi dan kolaborasi masyarakat, ini bisa jadi sumber ekonomi baru. Kita ingin masyarakat Muara Enim jadi bagian dari pengelolaan ini,” ujarnya.
Bupati Edison pun mengajak PT. HBAP membangun kemitraan yang harmonis dengan Pemkab Muara Enim demi mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Bumi Serasan Sekundang.
“Kami terbuka untuk sinergi dan kolaborasi demi kepentingan masyarakat. Mari kita bangun Muara Enim secara bersama-sama,” pungkasnya.