Dari Tambang Ilegal ke Kolam Ikan: Bukit Asam Dorong Transformasi Desa Lewat Budidaya Perikanan

enimpost.com,MUARAENIM,- Di Desa Tanjung Agung, Muara Enim, riak air kolam kini menjadi musik harian bagi Putra Zaman. Tak lagi terdengar deru mesin tambang liar yang membelah bumi. Putra, bersama sepuluh rekannya, telah menanggalkan masa lalu sebagai pekerja PETI (pertambangan tanpa izin), dan memilih jalan baru—membudidayakan kehidupan.

“Ikan patin, gurami, lele, nila, sampai gabus—semuanya kami pelihara,” tutur Putra sambil tersenyum. Ia tak sendiri. Bersama komunitas kecil eks-penambang, mereka tengah menanam harapan di balik jala dan kolam.

Mereka sadar, PETI bukan hanya melanggar hukum, tapi juga menantang maut dan merusak alam. “Kami semua pernah di PETI. Kerjanya tanpa standar keselamatan. Tak ada jaminan hidup. Akhirnya kami sepakat: kita harus berubah,” ucap Putra.

 

Transformasi itu tak datang sendirian. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hadir sebagai angin segar di tengah keresahan warga. Melalui program pemberdayaan masyarakat, PTBA merancang solusi berkelanjutan untuk menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus merestorasi ekonomi desa.

“Awalnya kita buta sama sekali. Tapi Bukit Asam hadir, kasih pelatihan, bantu bangun kolam, kasih bibit, indukan, pakan, semuanya,” jelas Putra. Dua tahun berjalan, kolam-kolam ikan yang dulu tak ada kini menjadi sumber nafkah baru yang menjanjikan.

Usaha budidaya perikanan ini menjadi titik balik. Bukan hanya soal ekonomi, tapi juga martabat. Mereka tak lagi menggantungkan hidup pada kerja ilegal yang membahayakan. Kini, mereka menanam kehidupan, panen harapan.

 

Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PTBA, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam menciptakan pekerjaan berkelanjutan bagi kelompok rentan, mendukung ketahanan pangan, dan membantu penanganan stunting. “Ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah: membuka lapangan kerja berkualitas dan mewujudkan swasembada pangan,” ujarnya.

Transformasi tak lagi sekadar wacana. Di Tanjung Agung, ia telah menjadi nyata—dengan air kolam sebagai saksi bisu bagaimana masa depan bisa dibangun ulang dari titik balik yang penuh harapan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *