enimpost.com,MUARAENIM – Senin siang, 15 Desember 2025, Gedung Serba Guna Desa Darmo tampak berbeda. Deretan kursi kecil terisi anak-anak dengan pakaian sederhana, sebagian menggenggam amplop, sebagian lain memeluk erat orang tua atau wali mereka. Di wajah-wajah polos itu, tersimpan satu rasa yang sama: harapan.
Sebanyak 69 anak yatim dan piatu dari Desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, berkumpul untuk menerima santunan dari PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melalui Cluster SSBA. Kegiatan bertajuk *“Berbagi Santunan Anak Yatim Piatu”* ini bukan sekadar seremoni, melainkan pertemuan hangat antara perusahaan, masyarakat, dan anak-anak yang membutuhkan uluran tangan.

Bagi PAMA, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan yang terus dijalankan secara berkelanjutan di wilayah lingkar tambang. Namun bagi anak-anak yang hadir, siang itu adalah tentang perhatian, kepedulian, dan rasa tidak sendiri.
“Jangan dilihat dari jumlahnya,” ujar CSR Section Head PAMA Cluster SSBA, Danang Prakoso, dalam sambutannya. “Ini adalah bentuk kepedulian kami. Kami berharap bantuan ini bisa membantu kebutuhan sehari-hari, terutama untuk kebutuhan sekolah.”
Kalimat itu disambut anggukan para orang tua dan wali yang mendampingi. Di tengah tantangan ekonomi, biaya pendidikan sering menjadi beban paling berat. Santunan yang diterima siang itu menjadi secercah cahaya, setidaknya untuk melanjutkan langkah kecil anak-anak menuju masa depan.
Kegiatan ini terlaksana melalui kolaborasi PAMA dengan Karang Taruna Semidang Sakti Desa Darmo. Ketua Karang Taruna, Azizul, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk sinergi yang telah terjalin secara konsisten. Baginya, PAMA bukan hanya hadir sebagai perusahaan tambang, tetapi sebagai bagian dari kehidupan sosial masyarakat desa.

“Kami mendoakan agar PAMA semakin maju dan sukses. Ketika perusahaan maju, kepedulian terhadap masyarakat juga semakin besar,” ucap Azizul.
Di sudut ruangan, Pebriansyah, seorang anak piatu, duduk tenang di samping orang tuanya, Risal. Saat namanya dipanggil, ia melangkah pelan ke depan. Senyum kecil tersungging ketika amplop santunan diterimanya.
“Terima kasih PT PAMA,” ucapnya singkat, namun penuh arti. Santunan itu, katanya, akan digunakan untuk kebutuhan sekolah. Buku, seragam, dan perlengkapan belajar yang selama ini harus dihemat, kini terasa lebih terjangkau.
Ketua Pelaksana kegiatan, Mas Tunggu, melihat momen itu dengan rasa bangga. Ia menyebut Karang Taruna Semidang Sakti hanya menjadi penghubung dari niat baik perusahaan kepada masyarakat.
“Kami bangga bisa menjadi jembatan kebaikan ini. Semoga kepedulian PAMA terus berlanjut dan membawa manfaat yang lebih luas,” tuturnya.
Siang itu, tidak ada hiruk-pikuk tambang, tidak ada suara alat berat. Yang terdengar hanya doa, tawa kecil anak-anak, dan rasa syukur yang mengalir sederhana. Melalui langkah-langkah kecil seperti ini, PAMA Cluster SSBA menghadirkan makna lain dari keberadaan industri tambang—bahwa di balik angka produksi dan operasional, ada kepedulian yang tumbuh bersama masyarakat. Dan di Desa Darmo, harapan itu kembali dihidupkan.






