Enimpost.com,MUARAENIM – Di sebuah ruang kelas sederhana di Kompleks BTN Karang Asam, Lawang Kidul, Selasa (16/12/2025), harapan itu kembali dibuka lembar demi lembar. Bukan sekadar buku pelajaran, melainkan mushaf Al-Qur’an yang kelak akan menjadi teman tumbuh bagi anak-anak sekolah dasar. Di tengah fakta bahwa jutaan umat Muslim Indonesia masih kesulitan membaca Al-Qur’an dengan baik, SDN 8 Lawang Kidul menjadi saksi sebuah ikhtiar sunyi namun bermakna: wakaf Qur’an yang ditujukan untuk menanamkan kecintaan membaca sejak usia dini melalui gerakan tutor sebaya dan pembelajaran tahsin.

Gerakan ini merupakan hasil kolaborasi Yayasan Mutiara Enim, Rumah Sahabat Qur’an (RSQ) Amanah, dan Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim. Ketiganya berkomitmen menghadirkan pembelajaran Al-Qur’an yang lebih terstruktur, menyenangkan, dan berdampak langsung bagi anak-anak usia sekolah dasar melalui pendekatan tutor sebaya.
Ketua Yayasan Mutiara Enim, Winarto, menegaskan bahwa gerakan wakaf Qur’an dan belajar tahsin bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan ikhtiar jangka panjang untuk menjawab tantangan literasi Al-Qur’an di Indonesia. Ia mengutip data Kementerian Agama RI tahun 2023 yang menyebutkan hanya 42,44 persen umat Muslim Indonesia mampu membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid. Artinya, sekitar 57,56 persen umat Muslim masih belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, bahkan sebagian belum bisa membaca sama sekali.
“Angka ini menjadi alarm bersama. Pembelajaran membaca Al-Qur’an yang baik harus dimulai sejak usia dini. Sekolah dasar menjadi ruang strategis, dan peran orang tua melalui paguyuban sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran bersama,” ujar Winarto.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para wakif yang secara konsisten mendukung gerakan wakaf Qur’an dan belajar tahsin. Menurutnya, dukungan tersebut menjadi sumber motivasi bagi para tutor sebaya dan guru pembimbing untuk terus belajar, mengajarkan, dan menularkan ilmu Al-Qur’an. “Insya Allah, setiap huruf yang dibaca dan diajarkan menjadi amal jariah bagi kita semua,” tambahnya.

Pemilihan SDN 8 Lawang Kidul sebagai lokasi kegiatan didasarkan pada rekomendasi Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Lawang Kidul, Agus Rijantho, S.Pd., M.M. Ia menilai sekolah ini memiliki komitmen kuat dalam penguatan pendidikan karakter melalui pembelajaran tahsin Al-Qur’an. Selain itu, letak sekolah yang berdampingan dengan Masjid Muhajirin dinilai sangat mendukung pembiasaan ibadah, seperti sholat Dhuha dan Dzuhur berjamaah bagi siswa.
“SDN 8 Lawang Kidul juga berpredikat Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Ramah Anak, dengan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman, dan tertata. Ini menjadi ekosistem yang ideal bagi pembentukan karakter siswa,” jelas Agus.
Kepala SDN 8 Lawang Kidul, Darnelis, S.Pd., bersama para guru menyampaikan rasa terima kasih atas wakaf Qur’an yang diberikan. Ia memastikan mushaf yang diterima akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pembelajaran tahsin dan penguatan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di sekolah.
Hal senada disampaikan Guru Pendidikan Agama Islam, Eko Sudrajat, S.Pd.I., yang berkomitmen membimbing tutor sebaya agar kelak mampu menularkan ilmunya kepada teman dan adik kelas mereka. Dalam kegiatan ini, sebanyak 30 mushaf Al-Qur’an Al Hifz Junior diserahkan kepada empat siswa perwakilan tutor sebaya, yakni Amanda, Syahfana, Fakri, dan M. Hazen. Kegiatan ditutup dengan doa dan foto bersama, menandai langkah kecil namun bermakna dalam menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak dini di lingkungan sekolah dasar.






