enimpost.com,- Makam KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, yang terletak di kompleks pemakaman Karang Kajen, Yogyakarta, terus menjadi tujuan ziarah para pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya dari Pulau Jawa, beberapa pengunjung juga datang dari luar pulau. Salah satunya adalah rombongan peziarah yang datang dari Palembang, Sumatera Selatan.
Peziarah dari Palembang, Dr Syamsul mengungkapkan bahwa tujuan mereka bukan sekadar untuk berziarah, tetapi juga ingin menelusuri jejak perjuangan KH Ahmad Dahlan, sosok ulama besar yang dikenal sebagai “Sang Pencerah”.
“Beliau telah berjasa dalam membangun Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang sampai saat ini masih memberikan dampak positif bagi umat Islam di Tanah Air,” ungkap Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) kepada media ini.
Kata Syamsul, Ziarah ini adalah bentuk penghormatannya kepada ulama besar tersebut. Kedatangannya dari Palembang juga ingin mengetahui lebih dalam bagaimana perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam membesarkan Muhammadiyah. Pada hari sama juga, makam KH Ahmad Dahlan juga kedatangan peziarah dari Surabaya, Semarang, bahkan dari luar Pulau Jawa seperti Makassar dan Kalimantan.
Berikut ulasan Napak Tilas Sang Pencerah
KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1868, adalah ulama yang mencurahkan hidupnya untuk pendidikan dan kebangkitan umat. Ia mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 dengan tujuan memperbaiki pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama yang lebih murni dan terbuka terhadap kemajuan zaman. Jejak inilah yang coba diikuti oleh para peziarah, dengan harapan dapat memperdalam pemahaman tentang kontribusi besar yang telah beliau lakukan bagi bangsa dan agama.
Berkunjung ke Masjid Terdekat
Saat melakukan ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan, para pengunjung biasanya juga tidak melewatkan kesempatan untuk melaksanakan salat di masjid yang berada di sekitar kompleks makam. Masjid tersebut memiliki nilai sejarah yang erat dengan perjalanan spiritual KH Ahmad Dahlan. Menurut cerita para pemandu, masjid ini sering digunakan beliau untuk beribadah dan mengajarkan ajaran Islam kepada murid-muridnya.
Pemandu dan Penjaga Makam
Di area makam dan masjid, terdapat pula pemandu yang siap memberikan informasi lebih mendalam kepada para pengunjung. Para pemandu ini umumnya merupakan penjaga makam dan masjid, yang telah bertahun-tahun menjaga tempat tersebut dan melayani para peziarah.
Menurut penjaga makam disana, banyak yang tidak tahu bahwa KH Ahmad Dahlan juga memberikan banyak kontribusi dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Para pemandu sering bercerita kepada pengunjung tentang bagaimana Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit yang masih berdiri hingga saat ini.
Para pemandu ini biasanya akan memberikan informasi tentang sejarah KH Ahmad Dahlan, perjuangannya mendirikan Muhammadiyah, serta nilai-nilai perjuangan yang bisa dijadikan inspirasi bagi umat Islam masa kini. Dengan layanan pemandu ini, para pengunjung merasa mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan bermakna saat melakukan ziarah.
Menghidupkan Warisan KH Ahmad Dahlan
Ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan bukan sekadar ritual penghormatan. Ini adalah bentuk upaya untuk mengenang dan menghidupkan kembali semangat perjuangan beliau. Semangat dalam membangun pendidikan, kesehatan, dan pembaruan dalam kehidupan beragama. Para peziarah yang datang dari berbagai pelosok Indonesia menjadi bukti bahwa jejak perjuangan Sang Pencerah terus hidup dalam hati umat Islam di Indonesia.(*)