enimpost.com,NASIONAL,- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, bersama Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia, Bernardino M. Vega, menerima kunjungan Duta Besar Tajikistan untuk Indonesia, Ardasher Saeedjaafar Qodiri, di Menara Kadin, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/3/2025). Pertemuan ini menjadi ajang diskusi mengenai peluang kerja sama di berbagai sektor strategis, termasuk perdagangan, investasi, dan logistik.
Dalam perbincangan tersebut, Anindya Bakrie menekankan potensi besar kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tajikistan. Salah satu sektor utama yang disoroti adalah perdagangan komoditas, di mana Asia Tengah memiliki permintaan tinggi terhadap kelapa sawit, sementara Indonesia banyak mengimpor kapas dari kawasan tersebut untuk industri tekstilnya. Ini membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan.
Selain itu, Anindya juga membahas potensi investasi dalam industri aluminium hijau. Ia menjelaskan kemungkinan kerja sama dalam rantai produksi aluminium yang melibatkan Indonesia dan Tajikistan.
“Kolaborasi investasi di Indonesia, terutama dalam tambang alumina, dengan pengolahan lebih lanjut di Tajikistan hingga menjadi produk akhir aluminium bisa menjadi strategi yang menguntungkan kedua negara,” ungkapnya.
Duta Besar Tajikistan, Ardasher Qodiri, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Kadin Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan rencana negaranya untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan Indonesia dengan membuka kedutaan besar penuh di Jakarta dalam waktu dekat.
“Saat ini, kantor kami masih berbasis di Malaysia, tetapi insya Allah, tahun ini atau paling lambat tahun depan, kami akan memiliki kedutaan besar di Jakarta,” ujarnya.
Qodiri juga menyoroti pentingnya konektivitas penerbangan antara Tajikistan dan Indonesia sebagai faktor strategis dalam memperkuat hubungan ekonomi. Menurutnya, Tajikistan memiliki posisi geografis yang memungkinkan untuk menjadi hub transportasi yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara di Asia Tengah dan sekitarnya.
“Indonesia dapat memanfaatkan Tajikistan sebagai pusat distribusi dan transportasi untuk menjangkau negara-negara lain di kawasan kami,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Anindya menegaskan bahwa Tajikistan merupakan negara dengan pertumbuhan progresif dan memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia. Ia melihat bahwa pembukaan pasar kelapa sawit di Tajikistan dapat menjadi peluang besar.
“Jika Tajikistan dapat menjadi pusat perdagangan kelapa sawit di Asia Tengah, ini akan membuka akses pasar baru, termasuk ke Afghanistan dan wilayah barat Rusia yang juga memiliki potensi besar,” katanya.
Dalam hal investasi di sektor aluminium hijau, Anindya menyoroti keunggulan Tajikistan dalam pemanfaatan energi terbarukan, di mana sekitar 98% listriknya berasal dari tenaga hidro.
“Jika kita dapat menghubungkan sumber daya alam Indonesia dengan keunggulan energi hijau di Tajikistan, ini akan menciptakan ekosistem industri aluminium yang lebih berkelanjutan. Selain itu, akses pasar yang lebih luas, termasuk ke Eropa, bisa terbuka,” paparnya.
Dengan berbagai peluang kerja sama yang menjanjikan, Kadin Indonesia dan Tajikistan berkomitmen untuk terus mengeksplorasi sinergi ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi kedua negara. Langkah konkret selanjutnya mencakup penjajakan lebih lanjut pada sektor-sektor prioritas serta penguatan hubungan dagang dan investasi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di tingkat global.