Menuju PAUD Inklusi, PAUD Kamboja Muara Enim Belajar dari Pemkab Bantul

BANTUL,enimpost.com – PAUD Kamboja Muara Enim melakukan kunjungan kerja ke dinas pendidikan dan Olahraga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul dalam rangka mempelajari implementasi pendidikan inklusif pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), Rabu 10 Oktober 2024. Selain berdialog dengan Bidang Pendidikan Anak Usia Dini setempat, tenaga pendidik Paud Kamboja Muara Enim juga melihat kegiatan belajar di Paud Inklusi Srawung Bocah yang ada di kasihan Bantul Yogyakarta.

Kegiatan tersebut digagas oleh Yayasan Senyum Jiwa Kita Serasan (SJAS) yang menaungi PAUD-KB Kamboja Muara Enim, karena melihat keberhasilan Pemkab Bantul melalui Dinas Pendidikan setempat yang sukses membuat program Sinergitas Kinerja Asosiasi Sekolah Inklusi (SKASI). Salah satunya pada penyelenggaraan PUAD Inklusi, sehingga Pemkab Bantul menjadi tempat belajar banyak lembaga PAUD dan TK dari luar daerah. Program ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar sekolah inklusif di Bantul, dalam rangka memberikan pendampingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus yang semakin meningkat jumlahnya.

Menurut Kabid PAUD dan PNF Supardi SP.d., M.M., tantangan terbesar yang dihadapi oleh pendidikan dasar di masa kini adalah bagaimana memahami kondisi anak berkebutuhan khusus sejak dini.
“Program Sinergitas Kinerja Asosiasi Sekolah Inklusi ini merupakan langkah awal untuk deteksi dini terhadap perkembangan tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus,” ujar Supardi.

Kebutuhan akan deteksi dini sangat penting, mengingat semakin meningkatnya jumlah anak yang memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah dasar dan PAUD. Menurut Supardi, banyak masyarakat yang mengungkapkan keresahan tentang bagaimana sekolah dapat memberikan pendampingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus tanpa membebani orang tua.
“Peran kami adalah memastikan bahwa anak-anak tersebut dapat didampingi secara maksimal oleh guru-guru yang telah dilatih, khususnya di sekolah-sekolah inklusi,” tambahnya.

Pendidikan inklusif di tingkat PAUD semakin penting karena tidak hanya guru pengajar yang harus memahami cara mendampingi anak berkebutuhan khusus, tetapi juga diperlukan pendamping khusus yang dapat memberikan perhatian lebih. Hal ini menjadi dasar dari upaya Dikpora Bantul dalam menyatukan berbagai pihak yang terkait dalam pendidikan inklusif.

Dalam rangka mendukung pendidikan inklusif, Dikpora PAUD Bantul juga telah melakukan berbagai bimbingan teknis (bimtek) dan penyelarasan dengan berbagai pihak. Salah satu mitra penting dalam upaya ini adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang turut memberikan kontribusi dalam membentuk Unit Lembaga Disabilitas (ULD). ULD nantinya akan berfungsi sebagai wadah lembaga yang mampu memberikan pendampingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus secara gratis.

Salah satu contoh sukses dari program ini adalah PAUD Srawung Bocah yang berlokasi di Kecamatan Kasihan, Bantul. PAUD ini telah menjadi PAUD inklusi percontohan dengan menyediakan pendampingan gratis bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Trobosan PAUD Srawung Bocah telah memberikan dampak yang signifikan bagi tumbuh kembang anak-anak di sana, dan kami berharap dapat mengembangkan program serupa di sekolah-sekolah lain,” jelas Supardi.

Program Sinergitas Kinerja Asosiasi Sekolah Inklusi yang digagas oleh Dikpora PAUD Bantul diharapkan dapat memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah dasar dan PAUD dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Langkah-langkah seperti deteksi dini, penyediaan pendampingan gratis, serta pelatihan bagi guru-guru di sekolah inklusi, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan optimal anak-anak berkebutuhan khusus.

Sementara itu, Purwanto SH, Sekretaris Yayasan SJAS, yang juga Guru Pendamping ABK PAUD KB Kamboja Muara Enim menerangkan, PAUD Kamboja Muara Enim menganggap pertemuan ini sebagai kesempatan penting untuk memperkaya pengetahuan mereka mengenai pendidikan inklusif.
“ Mereka berharap dapat mengadopsi beberapa praktik baik yang telah diterapkan di Bantul untuk kemudian diimplementasikan di Muara Enim. Dengan demikian, anak-anak berkebutuhan khusus di PAUD Kamboja juga bisa mendapatkan pendampingan yang memadai, tanpa membebani orang tua,” terang Purwanto.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *