enimpost.com,NASIONAL – Dalam lawatan kerjanya di Kalimantan Timur, Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom mengunjungi Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah (BARETA) yang terletak di Jl. Ruas Samarinda-Bontang, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa (4/2/2025).
Didampingi Penasihat DWP BNN RI, Ny. Rita Hukom, serta Deputi Rehabilitasi BNN RI, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN RI, jajaran direktur, serta Kepala Biro Humas dan Protokol, Kepala BNN RI meninjau fasilitas balai yang memberikan pelayanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba yang berada di wilayah Timur Indonesia tersebut.
Bersama Kepala Bareta, Bambang Styawan, Kepala BNN RI juga berkesempatan berdialog dengan klien Bareta serta melihat hasil kerajinan yang dibuat oleh para klien sebagai bekal keterampilan hidup dasar ketika selesai menjalankan program rehabilitasi. Pertemuan tersebut dimanfaatkan Kepala BNN RI untuk memberikan motivasi dan semangat kepada para klien untuk pulih dari ketergantungan narkoba serta kembali berdaya guna sebagai individu yang mandiri.
Meskipun jauh dari pusat kota, Kepala BNN RI menilai tempat rehabilitasi BNN ke-empat yang dikunjunginya selama setahun menjabat sebagai Kepala BNN RI ini sangat asri, bersih, dan terawat.
“Apa yang kalian tampilkan di Balai Rehabilitasi ini sangat luar biasa sekali dan ini menjadi kebanggaan bagi Saya selaku Kepala BNN RI, ada etalase seperti ini,” ujar Kepala BNN RI.
Artinya, dikatakan Kepala BNN RI lebih lanjut, yang pertama bahwa jajaran Bareta memiliki kedisiplinan, yang kedua memiliki interaksi yang baik dengan klien, dan yang ketiga adalah jiwa leadership yang dimiliki oleh pimpinannya.
Kepada jajaran Bareta, Kepala BNN RI berharap hal baik ini dapat dipertahankan. Sebab sebagai leading institution dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), BNN memiliki dua etalase yang harus ditampilkan kepada publik, yaitu etalase penegakan hukum dan etalase pencegahan yang didalamnya termasuk pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi. Etalase pencegahan melalui pendekatan soft power inilah yang lebih ingin ditonjolkan oleh BNN.
Ke depan, Kepala BNN RI menginginkan adanya kolaborasi dengan para stakeholder sehingga lahan-lahan yang masih tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan memenuhi kebutuhan pelatihan keterampilan bagi klien.