enimpost.com,MUARAENIM – Program CSR sering kali dianggap sekadar formalitas perusahaan. Namun Bazar UMKM MEMBARA pada HUT ke-79 Kabupaten Muara Enim membuktikan sesuatu yang jauh berbeda. Di tengah keramaian GOR Pancasila, Kamis (20/11/2025), sebuah stan kecil bertuliskan UMKM PIKARATU menjadi bukti nyata bagaimana pembinaan berkelanjutan CSR PT Manambang Muara Enim (MME) mampu mengubah kehidupan. Berawal dari pelatihan dasar dan alat produksi sederhana, kini kelompok ibu rumah tangga ini tampil sebagai penggerak ekonomi desa, memproduksi puluhan kilogram kripik per pekan dan menjadi pusat perhatian pengunjung.
Mulanya semua lahir dari dapur kecil dan keberanian untuk bermimpi. Linda Oktaria, ketua kelompok UMKM Pikaratu, mengingat hari ketika tim CSR PT Manambang Muara Enim (MME) berkunjung ke desa mereka pada tahun 2024 lalu. Tanpa rencana besar, para ibu menyuguhkan camilan buatan tangan mereka seperti kripik pisang sederhana dengan rasa seadanya. Tak pernah terbayang, dari momen kecil itu akan lahir perubahan besar.

“Kami hanya ibu rumah tangga biasa. Ada yang pandai membuat kripik, ada yang bertani, ada yang berdagang kecil-kecilan. Tapi semuanya belum pernah benar-benar digarap. Waktu itu kami hanya menunjukkan apa yang kami punya,” kenang Linda kepada media ini, Sabtu (22/11/2025).
Melihat potensi itu, pihak CSR PT MME menawarkan dukungan pembinaan dan pendampingan. Dari sanalah perjalanan baru dimulai.
“Kami dibantu dari nol. Diberikan pelatihan, alat produksi seperti wajan besar, kompor, mesin pemotong pangsit, bahkan pelatihan digital marketing. Kami juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas kemasan, dan didampingi hingga perizinan, sertifikat halal dan PIRT selesai. Semuanya lengkap,” ujar Linda dengan bangga.

Kini, Pikaratu memproduksi 25 kilogram kripik pisang dan 25 kilogram kripik pangsit setiap minggu, dengan variasi rasa original, cokelat, jagung manis, asin dan balado. Dipasarkan melalui media sosial, mulut ke mulut, hingga swalayan lokal di Tanjung Enim. Harga per 100 gram pun tetap terjangkau: Rp12.000 – Rp13.000.
“Kami ingin membuktikan bahwa ibu rumah tangga juga bisa produktif dan membantu ekonomi keluarga.” Imbuhnya.
Selama tiga hari mengikuti bazar UMKM MEMBARA, Pikaratu menjadi salah satu stan paling ramai. Produk mereka nyaris habis sejak hari pertama, bahkan banyak pengunjung mengaku sudah mengetahui nama PIKARATU dari media sosial. Yang lebih membahagiakan, kunjungan para pejabat dan publik figur ikut mendongkrak promosi mereka. Namun di balik senyum, tersimpan harapan besar.
“Kami berharap semoga operasional hauling MME dapat berjalan seperti dulu lagi yang sudah hampir 5 bulan berhenti sehingga program CSR tetap berlanjut dan memberi manfaat bagi masyarakat. Kami juga bermimpi suatu saat punya mesin penggorengan modern agar produksi bisa lebih besar dan bisa ekspor,” ucap Linda.
Harapan itu bukan tanpa dasar, sebab bagi mereka, MME bukan sekadar perusahaan melainkan sahabat perubahan.
Fadhila Aziza Rahma, perwakilan PT MME, kami menegaskan bahwa pendampingan UMKM adalah komitmen berkelanjutan perusahaan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
“MME berkomitmen memperkuat UMKM lokal melalui pembinaan menyeluruh, mulai dari peningkatan kapasitas produksi, pemasaran digital, fasilitas perizinan hingga dukungan promosi. Kami berharap Pikaratu menjadi usaha mandiri, berdaya saing dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.











