Sikap Seorang Mukmin Ketika Ramadhan Hendak Pergi

Enimpost.com- Tak terasa Ramadhan tahun ini 1445 H telah berada di sepertiga akhir. Salafus Shaleh (orang-orang shaleh tardahulu) mengungkapkan kesedihan yang tiada terperi saat akan ditinggalkan bulan suci Ramadhan.

Salah seorang salafus sholeh Ibnu Rajab Al-Hambali mengungkapkan kesedihanya dengan mengatakan :”_Bagaiman mungkin seorang mukmin tak meneteskan air matanya saat berpisah dengan Ramadhan, sementara ia tak tahu, apakah masih ada sisa umur untuk bertemu lagi dengan Ramadhan”.

Imam Hasan Al-Bashri mengatakan _Berbuat baiklah, disisa Ramadhan, niscaya diampuni kesalahan yang lalu, maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena Anda tidak tahu kapan bisa meraih rahmat Allah._” (Hilya Aulia 11837).

Hari-hari Ramadhan terus mendekati akhir, sudah selayaknya bagi kita untuk memanfaatkan momen waktu disisa akhir Ramadhan ini dengan ketaatan.

Banyak waktu yang telah kita buang percuma, betapa banyak kesia-siaan waktu yang kita jalani tanpa ada satuan pahala yang kita dapatkan.

Masih asik bermain games, masih asik menghabiskan waktu untuk mermedia sosial, masih menggunakan waktu hanya untuk bercanda tanpa arti, berselancar didunia maya hanya membaca berita sampah tiada arti, masih tertidur lelap di penghujung malam yang sangat istimewa buat bermunajat menghadap Robb-nya.

Sudah selayaknya kita mengoptimalkan hari-hari diujung Ramadhan yang tersisa dengan memperbanyak amal sholeh. Merengkuh pahala, menggugurkan dosa dengan banyak sujud di penghujung malam, menangis dengan munajat yang kian khusyuk.

Menangis adalah tanda ketakwaan, terhindar dari dosa dan kemaksiatan, bertambahnya iman, kelembutan hati, kesucian jiwa dan sekaligus ciri orang beriman kala Al-qur’an menghiasi hatinya.(QS Al-Anfal ayat 2).

Telah banyak kealfaan, telah banyak kelalaian, hati yang telah berkarat dengan lumpur dosa, hingga akhirnya Allah SWT datangkan Ramadhan untuk kita, semestinya kita “menangis” karena merasakan betapa besar karunia-Nya telah kita dapatkan, sehingga kita lebih sering menangis dimalam hari selama Ramadhan.

Sebagian salafus sholeh mengatakan :”_Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah siap-siap berangkat. Tiada lagi yang tersisa selain saat-saat yang singkat. Barang siapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya. Barangsiapa yang sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang tersisa, karena ingatlah, amalan itu dinilai dari akhirnya,”

Karena itu saya berpesan kepada kita semua, yuk maksimalkan waktu-waktu yang masih ada, dengan memperbanyak sujud, mengkhatamkan Al-qur’an, bersedekah kepada karib kerabat dan perbanyak taubat.

Kita tidak pernah tahu, apakah kita masih bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan.

Anggaplah Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita, tahajud malam ini tahajud terakhir kita, mengkhatamkan bacaan Al-qur’an malam uni bacaan terakhir kita, dan puasa hari ini puasa terakhir kita.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya “_Antara shalat yang lima waktu, antara Jum’at yang satu dengan Jum’at berikutnya, antara Ramadhan yang satu dengan Ramadhan berikutnya, diantara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar._’ (HR.Muslim).

Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan terbaik yang pernah kita jalani, dan semoga Allah masih mempertemukan kita pada Ramadhan tahun depan. Aamiin Yaa Robbal ‘aalamiin..(*)

Penulis : H Akwam MPd

(Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Lahat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *