enimpost.com,MUARAENIM,— Gerakan spiritual menyentuh dunia pendidikan. Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim bersama Rumah Syaamil Qur’an (RSQ) Amanah, menggelar Gerakan Wakaf Qur’an dan Sosialisasi Pembelajaran Tahsin di Kecamatan Tanjung Agung dan Panang Enim Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. SMK Negeri 1 Tanjung Agung dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan yang sarat nilai religius ini.
Sebagai sekolah Adiwiyata Nasional yang dikenal inovatif dan kreatif di tingkat Sumatera Selatan, SMKN 1 Tanjung Agung menjadi panggung ideal untuk menggaungkan semangat Qur’ani di kalangan pendidik dan pelajar. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan doa bersama, menguatkan harapan agar gerakan ini membawa berkah serta kemudahan bagi para wakif dan pegiatnya.
Kepala SMKN 1 Tanjung Agung, Bambang Gusviantara, S.Pd., M.M., mengaku bangga atas kepercayaan yang diberikan. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menumbuhkan budaya membaca Al-Qur’an di kalangan siswa.
“Kami berkomitmen membentuk siswa yang tidak hanya unggul dalam kompetensi, tapi juga berakhlak Qur’ani. Inilah bentuk integrasi pendidikan karakter yang sejati,” ungkap Bambang. Ia turut mengundang para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SMKN 1 Tanjung Agung yang saat ini memiliki empat program keahlian, yakni TKR, TSM, Multimedia, dan TKJ, dengan jumlah siswa mencapai 1.000 orang.
Sementara itu, Winarto, mewakili Ketua Dewan Pendidikan Muara Enim, H. Sartimin, S.IP., M.M., menyampaikan apresiasi atas sambutan pihak sekolah. Ia menegaskan pentingnya gerakan ini diimplementasikan di seluruh sekolah agar budaya membaca Al-Qur’an menjadi bagian dari keseharian siswa.
“Kita ingin menjadikan semangat Read Qur’an every single day sebagai gerakan kolektif. Wakaf mushaf yang diberikan adalah pemantik awal, selebihnya kita dorong sekolah-sekolah menganggarkan sendiri untuk pemenuhan kebutuhan Al-Qur’an,” ujarnya.
Kegiatan ini semakin bermakna dengan kehadiran Korwil Disdikbud Kecamatan Tanjung Agung, Agus Rijantho, S.Pd., M.M. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa guru dan kepala sekolah adalah panutan yang harus memberi contoh dalam pengamalan Al-Qur’an.
“Anak-anak kita harus bisa membaca Al-Qur’an dengan benar. Maka pembelajaran tahsin harus dijadikan program berkelanjutan di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Suasana kian hangat saat sesi tahsin dipandu oleh Hj. Sri Astutik yang mengajak peserta menyanyikan empat lagu kaidah tahsin dengan semangat. Tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 12.45 WIB—menandai berakhirnya kegiatan yang tidak hanya menggugah spiritualitas, tapi juga menyemai harapan besar untuk pendidikan karakter berbasis Qur’ani.