enimpost.com,MUARAENIM – Kabupaten Muara Enim tidak hanya dikenal sebagai salah satu lumbung energi nasional karena kekayaan batu baranya. Kini, daerah yang berada di jantung Sumatera Selatan ini mulai membuka babak baru dalam pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi lokal. Salah satu destinasi yang mulai menarik perhatian adalah Agrowisata Petik Buah Melon di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, sebuah konsep wisata edukatif yang menawarkan pengalaman memetik langsung melon golden premium dari kebun hidroponik modern.
Agrowisata ini tak sekadar menghadirkan keindahan alam dan kehijauan tanaman melon yang tertata rapi. Lebih dari itu, pengunjung diajak merasakan suasana pedesaan yang asri, sambil belajar tentang pertanian modern ramah lingkungan. Dikelola oleh tokoh lokal inspiratif, Zailani, kawasan ini telah disulap dari lahan tidur menjadi pusat pembibitan dan produksi buah melon unggulan, sekaligus destinasi wisata keluarga yang edukatif.
Melon yang ditanam bukan jenis biasa. Dengan teknik hidroponik, melon golden premium dapat dipanen dalam waktu 70 hari, menghasilkan buah berkualitas tinggi dengan rasa manis dan berat mencapai 1 hingga 3 kilogram per buah. Tak heran, harga jualnya mencapai Rp35.000 per kg. Para wisatawan pun tidak hanya bisa memetik dan mencicipi langsung buah segar dari kebunnya, tetapi juga dapat membeli hasil panen sebagai oleh-oleh khas Tanjung Karangan.
Bagi wisatawan yang ingin menghindari keramaian dan menikmati wisata alam yang tenang, Tanjung Karangan adalah pilihan tepat. Dikelilingi perbukitan dan udara sejuk khas dataran tinggi Muara Enim, lokasi ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga, kegiatan komunitas, hingga destinasi pendidikan bagi pelajar.
Zailani, sang penggagas, mengatakan bahwa wisata petik melon ini tak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, tapi juga berperan dalam mengubah pola pikir warga terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa desa bisa mandiri dan menarik, asal dikelola dengan inovatif. Kini banyak warga yang tadinya bekerja di pertambangan ilegal beralih ke pertanian melon. Ini lebih sehat, aman, dan legal,” ujarnya.
Keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui program DESA IMPIAN, yang mendorong transformasi sosial dan ekonomi masyarakat.
Menurut Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PTBA, agrowisata ini menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk menciptakan desa tangguh yang mandiri secara ekonomi dan ekologis. “Kami ingin menghidupkan potensi lokal dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan baru,” jelasnya.
Untuk mendukung promosi wisata, pemerintah daerah pun didorong agar memasukkan Agrowisata Petik Melon sebagai bagian dari kalender pariwisata tahunan Muara Enim. Potensi integrasi dengan kegiatan festival buah, lomba fotografi kebun, hingga edukasi pertanian digital juga sedang dikembangkan.
Dengan konsep wisata yang menyegarkan, edukatif, dan penuh nilai keberlanjutan, Agrowisata Petik Melon di Tanjung Karangan layak menjadi destinasi andalan Kabupaten Muara Enim. Bagi para pelancong, inilah saatnya merasakan sensasi baru berwisata—memetik manisnya melon sekaligus menyaksikan manisnya harapan desa menuju masa depan lebih hijau dan sejahtera.